Minggu, 12 Oktober 2008

Katakan Sekarang…

"Gilla!!!, sekarang gw udah kelas tiga, ujian akhir udah dekat, untung-untung kalau lulus, trus satu kampus sama Usti, kalau nggak gimana?". Keluh Alex menghadapi kenyataan yang udah 2 tahun, 6 bulan, 5 hari, 4 jam menyimpan perasaannya ke Usti (sekarang udah jam 10 pagi). Sebut saja Alex jatuh cinta ke Usti saat pertama kali menyentuh sekolah ini (Cowly gw nggak mau nyebutin sekolahnya, nanti dikirain promosi lagi!!!).
2 tahun silam, saat M.O.S. sepasang kaos kaki yang dikenakan cewe polesan Jerman-Makassar, "Usti Ergotzen Stimmabgabe" warnanya sama. Sedangkan aturan yang dibuat para Lizard (Senior yang sok cool), kaos kaki warnanya harus beda. Kaos Kaki kiri orange, dan Kaos Kaki kanan biru. Saat itu sinar yang panjang telah menjelajah di area sekolah. Pohon sudah mulai menampakkan bayangannya. bertanda sudah pukul 06.00 pagi. Tampak dua orang Lizard telah menanti di gerbang. Rekayasa raut wajah yang sok gahar, nyaris sempurna mereka peragakan. Tapi tetap saja jika aku yang sutradara mereka nggak akan lulus casting. Why...? Karena film yang aku buat itu film komedi :p.


Turunlah gadis 169cm, dari keretanya (FORD keluaran terbaru). Rambut dikepang sembilan, dan sapu lidi di tangan.
"Aduh gimana nih..." Usti menyadari jika kaos kaki yang ia kenakan dua-duanya berwarna orange. Kemarin warna birunya keburu habis di supermarket. Makanya ia terpaksa mengenakan di semua kakinya kaos berwarna orange tersebut.

Kedua Lizard mulai tersenyum kecut (mirip senyuman ....... antagonis …….).


"Hei, lihat kedepan sana… ada siswa baru yang kebingungan dengan kaos kakinya..". Senang sang Lizard kepada rekannya. Ia berpikir ini merupakan satu aset pertama pagi ini untuk mendapatkan sebatang Silverqueen (bukan promosi, karena nggak ada untungnya buat aku...!!!).


"Hai... kamu siswa baru yach?". tanya Usti kepada seorang pria.
"Kamu nggak masuk...?". Lanjut Usti namun pria itu tak menjawab.
Ahhhaaa, gw tau kenapa Usti mendekati pria itu....
"Tukeran kaos kaki yuk...?" bujuk Usti kepada seorang pria dengan mata yang masih dipenuhi garis-garis tipis berwarna merah di pinggiran bola mata putihnya. Tampaknya semalam pria ini banyak menghabiskan tenaganya. Oh iya... gw hampir lupa!!!, semalam ia mengelilingi kios penjual kaos kaki. Bukan hanya itu, hampir seluruh rumah teman SMPnya ia kunjungi hanya untuk mencari selembar kaos kaki berwarna orange. Namun hasilnya "Noooolll Besssarrr!!!!" :o. Mungkin rasa frustasinya baru ia gunakan pagi ini.
"Hallo...". Usti kembali lagi mencoba menyapa pria itu. Namun lagi-lagi pria itu hanya tetap mengunyah roti cokelat keju sambil duduk di bangku kios depan sekolah.
"Tukeran kaos kaki yuk...? Plizz..." Mohon Usti.
"Emang kaos kaki kamu warnanya apa?" Akhirnya pria itu menjawab dengan pertanyaan tanpa menatap wajah Usti.
"(Goblok banget sih nih orang!!!, jelas-jelas warna kaos kaki aku orange)" Gumam Usti dalam benaknya.
"mmm... kaos kaki aku dua-duanya warnanya orange..dan aku liat kaos kaki kamu dua-duanya berwarna biru, Nggak ada salahnya kan kita tukeran sebelah...?". Bujuk Usti.
"Maaf,.. Aku cari yang warnanya putih..." Sahut pria itu dengan cueknya.
"Ya udah kalau nggak mau..." Kesal Usti. Sepertinya ia akan memutuskan untuk menghadapi sang Lizard dengan pasrah. Usti kemudian mulai bergegas menuju kedua Lizard itu.
"Hei... tunggu...!!!" Teriak pria tersebut pada Usti. Dan Usti pun berhenti.
"Ada apa lagi...?".
"Maksudku, aku mencari kaos kaki berwarna putih, seputih warna orange". Pria itu menjelaskan ke Usti.
"Ja, jaaa.. Jadddiiiii, jadi kamu mau tukaran...?". Usti tersenyum.
"Kenalkan, nama saya Alex. Norigawa Alexia Zuke.." Sambil mengulurkan tangannya.
"Usti, Usti Ergotzen Stimmabgabe". Usti Menerima tangan Alex sebagai tanda perkenalan mereka.


Wakakakak... tampaknya harapan kedua Lizard itu sebentar lagi akan pudar. Usti dan Alex telah mendapatkan pasangan kaos kaki yang mereka cari. Usti pun dengan sengaja memperlihatkan pada kedua liazard itu saat membuka kaos kakinya perlahan-lahan.


Udah cukup flashbacknya...?, Udah ngerti belum alasan Alex jatuh cinta pada Usti? Kalau nggak ngerti gw saranin loe baca ulang aja dari awal, jangan loe paksaain, entar demam lho... wakakakakakak, emangnya cerpen dukun..!!!.

Ok, ok. Sekarang yang jadi masalah adalah Alex terlanjur jatuh cinta pada Usti semenjak kejadian itu. Sedangkan sampai saat ini Alex belum punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya ke Usti. Ia tak tahu bagaimana perasaan Usti terhadapnya. Udah 2 tahun lebih lho disimpan...!!!


Pukul 10.15, suasana sekolah tampak ramai karena pelajaran break sejenak. Ada rapat guru dengan para komite sekolah. Terlihat Usti berjalan di sepanjang koridor kelas IPA.
"Gue sapa nggak ya..?" Bimbang Alex dalam gumamnya.
"Ya, gue harus ngomong sekarang sebelum cowok lain berlabuh untuk keempat kalinya di hati Usti". Alex dengan percaya dirinya.
Usti kemudian melintas didepan Alex yang lagi berdiri dan gelisah didekat tangga.
"Hi Ti...!" (ayo Lex, ngomong sekarang...!!!)
"Hi juga Lex...!, Eh Lex, entar malam kamu jadikan kepesta ultahnya mariska..?" Potong Usti.
"iii..iii.. iya..iya, jadi kok". Grogi Alex
"Kamu pergi dengan siapa Lex?" Tanya Usti.
"Belum ada tuh,... Emang kamu dengan siapa?" Alex balik bertanya.
"Aku dijemput Vino (Anak kelas IPS yang Masih PDKT ke Usti ) jam 7 malam..". Jawab Usti
"oooo...". Wajah Alex tampak kusam mendengar perkataan Usti barusan.
"Eh Lex, aku ke kelas Vino dulu yach...".
"e..e.e.e iii..ii..ya..iya". (Adduhh..!!! Kenapa jadi seperti ini...) Alex terpukul lagi dengan perkataan Usti. Untuk kesekian kalinya kesempatan Alex hilang.
"Ahhh, lewat lagi deh...". Kesal Alex.


Pukul 19.00 di Halaman rumah Mariska. Suasana agak mulai ramai dengan berdatangannya satu persatu teman mariska. Terlihat Alex sendiri dipinggiran kolam. Ia tampak memikirkan sesuatu sambil mengunyah sepiring puding banana chocholate pemberian Mariska.
"Gw harus katakan...., ya.. Gw harus katakan!!!, tp gimana caranya yach..?". Pikir Alex dalam kebingungan.
Terlihat Usti telah memasuki halaman rumah Mariska. Ia bersama dengan Vino. Sepertinya semangat Alex pudar sedikit demi sedikit melihat Usti datang bersama Vino. Alex semakin gelisah saat tiba-tiba tatapan Usti mengarah ke matanya.


"Gw harus katakan...., ya.. Gw harus katakan!!!, tp gimana caranya yach..?". Kembali Alex bergumam lagi dalam benaknya sambil kebingungan.
Tiba-tiba Alex mengeluarkan ponsel dari kantongnya ia kemudian mengirim sms ke Usti


* Ti.. ada yG mAu aQ oMoNgiN.
gW diD3kAt kOlam. bS ksNi ngGak.
SendiRi aJa yAch... –alex-


"eh, Vin... aku kedekat kolam dulu yach...". Pinta Usti ke Vino.
"Aku tunggu disini yach...". Sahut Vino.


Usti kemudian menuju samping kolam. Tampak butiran keringat Alex terus bermunculan didahinya saat Usti semakin mendekat. Bukan hanya itu, Jari tangan Alex terus menepuk lututnya untuk menghilangkan rasa groginya.


"Hi Lex, udah lama yach...?"
"Lumayan... Udah sperdua puding gw lahap..". Jawab Alex.
"Emang mau ngomong apaan…?". Tanya Usti dengan santainya.
Alex kemudian berdiri dan menaruh piringnya ke kursi yang ia duduki barusan.
"Ah.. nggak..., nggak ada apa-apa kok" kembali Alex grogi.
"Trus Sms yang tadi...".
"Oh.. itu, itu sih gw salah kirim….". Sangkal Alex (Addduhhh… kenapa jadi seperti ini..!!!).
"Lho..kok..., tapi kan di sms itu ada nama aku..". Heran Usti.
"haaa... Emang ada ya...?, mungkin gw salah ketik kallleee...". Alex Salahtingkah.
"Mau ngerjain gw yach..., nggak mampan tau...!!!". Senyum Usti sambil mengejek Alex.
"emang ada apaan sih...?". Penasaran Usti.
Alex kemudian terdiam sejenak, berpikir untuk mempertimbangkan rencananya itu.
"Halloo...".
"Eh.. iii...iii...iiya.. iya". Tersentak Alex dalam lamunannya.
"Eh Lex, aku kesana dulu yach...". Pinta Usti.
"iya..iya". Jawab Alex dengan groginya.
Baru setelah Usti melangkah, Alex tiba-tiba memanggilnya.
"Ti... tunggu...!!!". Panggil Alex ke Usti.
Usti kemudian berbalik.
"Ya, kenapa lagi Lex...".
"Sebenarnya ada yang mau aku omongin. Tapi gue nggak tau bagaimana cara mengatakannya supaya gw bisa bilang bahwa aku suka sama kamu..!!!". Kata Alex secara tak sadar.
"Maksud kamu...?". Bingung Usti.
"Iya, gw nggak tau bagaimana gw harus ungkapkannya agar gw bisa mengatakan bahwa gw suka sama kamu sejak pertama kali kita bertemu". Lagi-lagi Alex kembali panik.
"Kamu suka sama saya, trus kamu nggak tau gimana cara mengatakannya...?". Kata Usti.
"Iya... maksud aku gitu...". Jawab Alex.
"Wakakakakkakk.....". Usti tertawa melihat aksi Alex.
"Kok ketawa sih...". Heran Alex.
"he...he..he... Tadi kan udah kamu bilang...". Sambil tertawa.
"Bilang apa...?" tanya Alex.
"Bahwa kamu suka sama aku...".
"o iya..ya..!!" Sadar Alex.
"Trus, gimana perasaan kamu ke aku?". tanya Alex.
Raut wajah Usti tiba-tiba berubah. yang tadinya tersenyum dan tertawa kini tampak geram dan kaget mendengar pertanyaan Alex.
"Kenapa sih kamu baru bilang sekarang...?, Kenapa sih kamu baru bilang saat masa-masa terkahir disekolah...? kenapa sih kamu baru bilang saat Vino udah nembak aku dua hari yang lalu kemudian aku terima..?, bohong kalau kamu suka sama aku..!!!,". Bola mata Usti tampak membasahi bulu matanya. Ia menangis dan kecewa mendengar pertanyaan Alex.
"Ti.. tapi...". Alex mencoba mengelak.
"Tapi apa..?, Kenapa selama 2 tahun lebih kamu membiarkan aku dimiliki orang lain...?, apa itu yang kamu katakan suka sama aku...?" Potong Usti dengan bibir yang bergetar dan air mata yang bukan lagi membahasahi pipinya namun sebagian telah menetes jatuh kelantai.
"Kenapa sih kamu nggak tahu perasaan aku ke kamu kalau emang kamu benar-benar sayang sama aku..???". Lanjut Usti dengan nada yang geram.
Alex hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan Usti.
"Jawab Lex...!!!". Bibir Usti Bergetar, Matanya terus mengeluarkan air mata.
"Iya, tapi kamu nggak pernah mau beri aku harapan...". Jawab Alex.
"Harapan!!!, Kamu bilang harapan...!!!, Apa bukan harapan saat aku mengajakmu berlibur berdua ke Bogor...? Apa bukan harapan saat aku baru ingin pulang sekolah jika sama kamu...? Apa bukan harapan saat aku sakit dulu, aku baru mau makan jika kamu ada menemaniku...? Apa semua itu bukan harapan...???". Tangisan Usti terus saja mengalir. Ia sangat terpukul mendengar pernyataan Alex.
"Ti... berikan aku kesempatan...!!!".
"Sudahlah Lex, nggak ada yang bisa aku lakukan lagi, semuanya sudah terlambat. Aku nggak mau menyakiti seseorang dalam hal ini. Jika kamu bertanya perasaan aku ke kamu, dari dulu dan sampai sekarang aku selalu sayang sama kamu. Kita Cuma bisa menunggu waktu sambil berdoa, mudah-mudahan nantinya kita Soulmate".


Usti kemudian bergegas mengusap air matanya sebelum ia kembali ke pesta itu.
"Ti...!!!" Panggil Alex.
Usti menghiraukan panggilan Alex. Ia hanya bisa tertunduk sambil berjalan cepat meninggalkan Alex di kolam itu. Alex pun hanya bisa termenung mendengar jawaban yang selama ini ia nantikan sepanjang 2 tahun 6 bulan.